Tuesday 25 June 2013

[Phone] Lenovo A820 Review

Berbeda dari biasanya yang sering kali memposting tentang keluarga. Kali ini saya akan memposting tentang review smartphone Lenovo A820. Ini bukan tanpa sebab, baru - baru ini saya mendapatkan Smartphone Lenovo A820 yang memang seri ini belum beredar di Indonesia. Secara umum Android Phone keluaran Lenovo ini sangat bisa diandalkan karena Core CPU sudah 4 (Quadcore) dan sistem dijalankan oleh Android Jelly Bean. Wooww !!!! 

Tanpa banyak Cincong lagi......

Di bawah ini adalah gambaran kecanggihan Lenovo A820. Mulai dari Spesifikasi, Hasil Test Benchmarking menggunakan Antutu dan perbandingan dengan beberapa Android Smartphone lain.













Untuk lebih jelas bisa dibuka link video review di Youtube (Bukan Saya Yang Upload)




Salam

Tuesday 12 March 2013

[EE-IV] Manajemen Mutu

PT PLN (Persero) merupakan perusahaan dengan aset terbesar, mungkin termasuk 5 besar terbesar di Indonesia atau bahkan di Asia. Bagaimana tidak, karena pada akhir semester 2012 jumlah pelanggan PLN mencapai 47,5 juta pelanggan dengan jumlah pegawai sekitar 50 ribu pegawai belum termasuk tenaga kerja outsourcing. Melihat betapa besarnya aset dan sumber daya yang dimiliki, maka PLN menerapkan sistem manajemen mutu untuk bisa terus memberikan produk dan pelayanan unggul kepada pelanggan. PLN tidak bisa hanya menggunakan salah satu sistem manajemen mutu karena proses bisnis PLN tergolong perusahaan listrik yang unik dimana proses bisnis dari pembangkitan sampai dengan distribusi selain itu kebijakan tentang tarif masih menjadi kewenangan negara. Oleh karena itu, di PLN memanfaatkan beberapa sistem manajemen mutu yang bisa diimplementasikan diantaranya adalah ISO 9000, ISO 14001, ISO 18001, MBNQA, BSC, TQM, Six Sigma, SOA, ISO 17799, SDM BK dan sebagainya.
Mutu merupakan suatu ukuran standar yang diberikan oleh pelanggan kepada produk usaha baik barang maupun jasa dimana pelanggan merasakan kepuasan terhadap produk yang diberikan. Ada 7 (tujuh) konsep mutu, yaitu 1. Proses, merupakan rangkaian aktivitas yang terintegrasi untuk menghasilkan suatu produk yang mempunyai nilai kepada pelanggan; 2. Produk, merupakan output suatu proses yang bisa berwujud barang, jasa dan informasi; 3. Pelanggan, merupakan penerima suatu produk baik eksternal maupun internal; 4. Pemasok, merupakan pemasok produk dasar suatu proses; 5. Aturan 94/6; 6. Karakteristik mutu, 7. Biaya mutu, merupakan biaya yang timbul akibat terjadi ketidaksesuaian. Tiga mindset yang diperlukan untuk keberrhasilan mengimplementasikan manajemen mutu, yaitu Customer Value Mindset yang mana customer merupakan tujuan pekerjaan, Continuous Improvement Mindset yang mana selalu berusaha untuk sempurna dan Employee Empowerment Mindset yang mana penyediaan pelatihan, teknologi dan dukungan bagi karyawan. Komitmen dengan pendekatan konsep mutu, meliput Program Mutu, Siklus PDCA, Tahap Plan, Tahap Do, Tahap Chek, Tahap Action, dan Tahap Teambuilding. Kunci dari tahap Plan adalah terjalinnya komunikasi dua arah sehingga staf diikutsertakan dalam proses penetapan sasaran dan target sehungga timbul rasa memiliki. Kunci dari tahap Do adalah tercipta suasana keterbukaan dan kejelasan dengan pengarahan dan bimbingan. Kunci tahap Check adalah terwujudnya keadilan dan keterbukaan serta kepuasan berdasarkan fakta. Kunci tahap Action adalah setiap masalah merupakan peluang untuk mendidik staf dan menghindari kesan bahwa setiap masalah hanya dapat dipecahkan bila pimpinan berada disampingnya. Dan kunci tahap teambuilding adalah memperhatikan lingkungan yang berpengaruh terhadap prestasi seseorang dan semangat kelompok dapat berdampak positif atau negatif dalam suasana kerja. Ada 8 (delapan) prinsip manajemen, yaitu Prinsip 1: Fokus Pelanggan; Prinsip 2: Kepemimpinan; Prinsip 3: Keterlibatan Orang; Prinsip 4: Pendekatan Proses; Prinsip 5: Pendekatan Sistem; Prinsip 6: Peningkatan Terus-Menerus; Prinsip 7: Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan; Prinsip 8: Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan.
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 merupakan sarana untuk menetapkan persyaratan dalam upaya menjamin bahwa suatu organisasi akan memberikan produk (barang dan atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Bahwa ISO 9001:2008 bukan merupakan standard produk tetapi merupakan standard sistem manajemen mutu. Persyaratan ISO 9001:2008 diterapkan pada manajemen organisasi, sehingga akan mempengaruhi bagaimana produk tersebut didesain, diproduksi, dirakit, dipasarkan dan lain – lain. ISO 9000 merupakan kelompok standar sistem bertaraf internasional untuk manajemen mutu yang diterbitkan oleh organisasi standar internasional ‘iso’.
Sebagaimana ditunjukkan gambar di sampaing, bahwa kegiatan dilakukan berulang untuk meningkatkan kemampuan memenuhi persyaratan dan perbaikan berkelanjutan. Penerapan dan perbaikan berkesinambungan sistem serta pencegahan ketidaksesuaian atau penyimpangan dilakukan untuk kepuasan pelanggan. Struktur standar ISO 9001:2008 meliput 1. Lingkup; 2. Acuan normative; 3. Istilah dan definisi; 4. Sistem manajemen mutu; 5. Tanggung jawab manajemen; 6. Pengelolaan sumber daya; 7. Realisasi produk;      8. Pengukuran, analisis, dan perbaikan.
Dokumentasi Sistem Mutu diperlukan untuk memungkinkan komunikasi dari maksud dan konsistensi tindakan. Penggunaan dokumentasi akan membantu pada hal – hal berikut ini : pencapaian kesesuaian pada persyaratan pelanggan dan perbaikan mutu; penyediaan pelatihan yang sesuai; mampu ulang dan mampu telusur; pemberian bukti objektif dan penilaian keefektifan dan stabilitas berlanjut dari sistem manajemen mutu. Namun demikian perlu diketahui bahwa pendokumentasian bukan tujuan akhir, tetapi merupakan kegiatan pertambahan nilai. Jenis dokumentasi sistem mutu yaitu manual mutu, rencana mutu, spesifikasi, panduan, prosedur atau instruksi kerja, dan rekaman. Hirarki dokumentasi meliputi : Tingkat I : Pedoman Mutu, menggambarkan secara garis besar latar belakang perusahaan, kebijakan organisasi dan sasaran organisasi; Tingkat II : Prosedur, menggambarkan mengenai aktifitas yang ada; Tingkat III : Instruksi Kerja, menggambarkan bagaimana aktifitas dilaksanakan; Tingkat IV : Formulir dan Rekaman. Perlu diperhatikan bahwa pendokumentasian harus dilakukan oleh team dan bukan satu orang. Berikut alasan perlunya mengimplementasikan ISO 9001:2008 sebagai berikut : 1. ISO 9001:2008 dirancang untuk memberdayakan organisasi pada aspek mutu dan kepuasan pelanggan; 2. ISO 9001:2008 akan memberikan jaminan bagi pelanggan bahwa perusahaan mempunyai tangggung jawab tentang mutu dan mampu menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan, persyaratan, harapan dan persepsi pelanggan; 3. Dengan menerapkan SMM akan mendapat pengakuan secara internasional berupa sertifikat ISO 9001:2008; 4. Kebutuhan untuk meningkatkan kinerja PLN.

[EE-IV] Coaching, Mentoring and Councelling



Berdasar hasil survei EES tahun 2009, diketahui bahwa selama ini atasan belum menjalankan fungsinya secara optimal dalam membina dan mengembangkan karyawan yang ditandai dengan Atasan sibuk, Atasan terbebani , Atasan merasa bukan pekerjaannya melakukan CMC, Atasan tidak tahu cara Coaching, Mentoring dan Counselling (CMC). Atas dasar hal tersebut, diperlukan pembelajaran tentang CMC kepada atasan dengan tujuan agar atasan mampu memahami CMC melalui perilaku positif dalam melakukan CMC dan memberikan umpan balik dalam CMC untuk rencana pengembangan diri individu pegawai.
Coaching adalah aktifitas yang dilakukan oleh Atasan langsung kepada pegawai dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kontribusi terkait dengan usaha memenuhi target kinerja Perseroan dan atau Unit PLN melaui pengembangan pengetahuan, keterampilan dan hubungan melalui arahan atasan langsung.  Peran atasan sebagai coach adalah bertujuan membangun kinerja, menjajagi berbagai kemungkinan dan kesempatan untuk pemecahan masalah, mengembangkan keterampilan dan kompentensi, mendorong individu untuk berperan serta dalam berbagai aktivitas serta Memberikan bantuan bila diperlukan. 5 (lima) prinsip coach yang baik yaitu kemampuan untuk mengumpulkan informasi, kemampuan mendengar, kesadaran akan apa yang terjadi dilingkungan kerja, kemampuan untuk memberikan instruksi dan kemampuan untuk memberikan feedback.
Mentoring adalah suatu aktivitas yang ditujukan bagi para karyawan yang mempunyai kompetensi istimewa, dengan memberikan penugasan khusus, networking, pemberian wacana yang lebih luas dan hal-hal lain yang diperlukan. Tujuannya adalah untuk pengembangan karir secara optimal. Atasan sebagai mentor seharusnya berperan sebagai 1. role model & coach yang bertujuan membangun kehidupan kerja dan seringkali telah memiliki filosofi kehidupan dan mengoperasikannya pada dimensi spiritual, intelektual, dan emosional; 2. penasehat yaitu membantu individu dalam melalui suatu krisis atau menjalani kehidupan yang baru; 3. penghubung dalam membangun networking. Ada prinsip “10-60-90” dalam melakukan mentoring yaitu : 1. bila Anda memberitahu pada orang dewasa bagaimana cara melakukan sesuatu, maka dia akan mengingat 10% dari apa yang Anda katakana; 2. bila Anda menunjukkan cara melakukan sesuatu padanya, maka dia akan mengingat 60% dan 3. bila Anda melakukannya bersama-sama dengannya, maka ia akan mengingatnya paling sedikit 90% dari kegiatan tersebut. Berikut tips agar sukses menjadi mentor, yaitu 1. memberi kebebasan kepada staff untuk berkembang sesuai dengan caranya sendiri; 2. memberikan rencana pengembangan dengan menitikberatkan pada tujuan individu; 3. mentor menyadari bahwa dia tidak sempurna dan 4. menindaklanjuti penugasan yang diberikan.
Counselling adalah adalah proses dua arah dimana manajer melalui aktivitas diskusi langsung memberi kesempatan pada bawahan untuk membicarakan masalah-masalah yang penting bagi mereka (masalah pekerjaan atau pribadi) yang langsung atau tak langsung mempunyai dampak pada pekerjaan (Phil Love). Counselling berfungsi untuk beromunikasi, memberikan dukungan (Reassurance), memberikan nasehat, melepaskan ketegangan emosional, membantu untuk berpikir jernih dan reorientasi. Tanda – tanda diperlukannya konseling kepada bawahan, meliputi : prestasi kerja bawahan menurun, sering lambat, kurang semangat untuk bekerja, kurang bisa berkonsentrasi sehingga membuat banyak kesalahan/kecelakaan, mudah marah dan tersinggung, sering mencela orang lain dan membuat keributan. Jenis – jenis konselor yaitu 1. Atasan langsung dengan alasan atasan langsung bertanggung-jawab atas kinerja dan pengembangan diri bawahan, memberi peluang untuk mengenali dan memahami secara lebih mendalam berbagai aspek dari diri karyawan yang diperkirakan akan dapat mempengaruhi kinerja pegawai, memahami permasalahan yang dihadapi, baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang bersifat pribadi; 2. Atasan tidak langsung dengan alasan permasalahan yang muncul dinilai lebih efektif didiskusikan dengan pihak lain, atasan yang lebih tinggi memiliki tanggungjawab berikutnya untuk melakukan konseling, mampu melihat permasalahan lebih obyektif dan atau dari sudut pandang yang lebih luas; 3. HRD dengan alasan karyawan merasa kurang nyaman dan terbuka untuk mendiskusikan masalahnya (terutama yang bersifat pribadi) dengan atasan strukturalnya; 4. Pihak lain (Rekan kerja, Ahli, dll) dengan alasan rekan kerja dengan tetap mempertimbangkan iklim kerja yang kondusif dengan berbagai pihak yang terkait dengan permasalahan itu sendiri dan seorang yang dianggap ahli untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pegawai.
Persamaan antara couching, mentoring dan counselling, yaitu : jujur dan adanya proses pemberian umpan-balik, terdapat rasa saling percaya, adanya dialog/diskusi yang berkelanjutan, penguatan pada aspek kekuatan diri individu, pendekatan bersama, tanggung jawab bersama serta mengambil kesimpulan/contoh dari situasi nyata dan pekerjaan. Beberapa manfaat pelaksanaan CMC, yaitu meningkatkan Kinerja Karyawan, jalan menemukan 5R (right people, raight job, right performance, right time, result), serta jalan menemukan “pemimpin”. Fungsi atasan dalam CMC adalah sebagai fasilitator, konselor dan pembangkit kesadaran. Perlu diperhatikan hal-hal yang menghambat CMC, yaitu : budaya menghakimi / memarahi, budaya membiarkan, budaya mengerjakan sendiri, budaya mengharapkan hasil instan, budaya arogansi organisasi (merasa paling bisa atau paling kuasa).
Enam perilaku positif dalam melakukan CMC, yaitu 1. Memahami perasaan, 2. Menetapkan fokus, 3. Bertanya dan mendengarkan, 4. Memberi umpan balik, 5. Memberi informasi yang tepat, 6. Mendorong dan memotivasi.

[EE-IV] Problem Solving and Decision Making


Pemecahan Masalah
Masalah dapat didefinisikan sebagai ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang diinginkan yang harus diselesaikan atau dipecahkan atau suatu kesenjangan kesenjangan yang perlu ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dengan hasil yang diharapkan.  Dan juga bisa didefinisikan sebagai suatu penyimpangan dari apa yang diharapkan/ direncanakan untuk dicapai sehingga merupakan rintangan menuju tercapainya tujuan. Dari tingkatannya, masalah dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu masalah sederhanan dan masalah rumit / komplex. Masalah sederhana adalah masalah yang berskala kecil, berdiri sendiri  atau kurang memiliki sangkut paut dengan masalah lain, tidak mengandung konsekuensi yang besar dan pemecahanan masalahnya tidak perlu pemikiran yang luas dan mendalam, dilakukan secara individual dengan intuisi, pengalaman, kebiasaan dan wewenang yang melekat pada jabatannya. Masalah rumit / komplex adalah masalah yang berskala besar, tidak berdiri sendiri  atau memiliki kaitan erat dengan masalah lain, mengandung konsekuensi besar dan untuk memecahkan masalah memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan stafnya.
Pemecahan masalah merupakan pengelolaan suatu permasalahan sehingga dapat memenuhi sasaran yang telah diputuskan dalam menghadapi masalah tersebut [Robert Harris, 1998]. Beberapa jenis tentang pemecahan masalah yaitu 1. Innovative Problem Solving dengan cara menciptakan sistem/prosedur/cara kerja baru yang belum pernah digunakan sebelumnya, 2. Adaptive Problem Solving           dengan cara menggunakan sistem/prosedur/cara kerja yang sudah ada sesuai dengan kondisi, 3. Brainstorming dengan metode untuk menghasilkan banyak ide secara kreatif dan efisien yang dilakukan melalui proses yang bebas dari penilaian dan kritik 4. Teknik moderasi dengan cara menggunakan orang ketiga sebagai katalisator.
Analisa masalah dilakukan karena masalah harus secara tepat diidentifikasi dan dijelaskan penyebabnya sebelum ditetapkan solusi penyelesaiannya dan untuk mengetahui kemungkinan besar penyebab masalah adalah “sesuatu yang bisa menjelaskan secara akurat” atas fakta yang terjadi, dengan dukungan data dan informasi. Ada beberapa alat untuk menganalisa masalah, di antaranya adalah analisa sebab – akibat, analisa five whys dan analisa fishbone diagram.

Pengambilan Keputusan
Keputusan merupakan hasil dari suatu proses yang berdasarkan analisis terhadap permasalahan dimana analisa yang diambil berdasarkan Fakta (sensing) dan Realita (feeling) yang ada. Fakta berupa data yang merupakan suatu kebenaran empiris, bersifat logis dan obyektif sedangkan realita merupakan suatu kebenaran material yang bersifat psikis dan subyektif. Pengambilan keputusan merupakan salah satu bagian dari proses pemecahan masalah dan bila pengambilan keputusan tidak tepat akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan. Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan alternatif terbaik atas suatu masalah yang didasarkan pada hasil analisa antara fakta dan realita yang ada. Model pengambilan keputusan terdiri atas : 1. Iconic (Scale) Models yaitu penyederhanaan dari model abstrak; replika fisik dari  sebuah sistem; 2. Analog Models yaitu berlawanan dengan model  iconic, tidak mirip dengan sistem yang riel tetapi mempunyai perilaku yang mirip; 3. Mathematical  Models yaitu hubungan yang kompleks dari banyak sistem umumnya tidak dapat sepenuhnya terwakili; 4. Mental Models yaitu memberikan gambaran subyektif bagaimana seseorang memikirkan tentang suatu situasi. Strategi pengambilan keputusan terdiri atas : spontan, patuh, menunda, menyulitkan, intens, hasrat, menghindar, keamanan dan sintesis.
Teknik mencari alternatif solusi meliputi : Brainstorming dengan metode untuk menghasilkan banyak ide secara kreatif dan efisien yang dilakukan melalui proses yang bebas dari penilaian dan kritik, Penggunaan Kriteria dan Pembobotan dengan menggunakan kriteria dan bobot dengan angka (contoh : metaplan), Teknik Moderasi dengan menggunakan orang ketiga sebagai katalisator. Gaya pengambilan keputusan meliputi : 1. Analitic, memiliki toleransi jauh lebih besar terhadap ambiguitas, cermat, mampu menyesuaikan diri dengan situasi baru; 2. Directive,  memiliki toleransi rendah atas ambiguitas, mencari rasionalitas, efisien, logis, mengambil keputusan dengan cepat, dan berorientasi jangka pendek, 3. Conceptual, berpandangan sangat luas, mempertimbangkan banyak alternative, 4. Behavior,   bisa bekerja baik dengan yang lain. Langkah – langkah pengambilan keputusan meliputi : menetapkan inti masalah, menetapkan tujuan, memikirkan alternatif, mengevaluasi setiap alternatif, mengestimasi resiko, menetapkan pilihan dan mengimplementasikan keputusan. Langkah – langkah paired comparison analyze meliputi : 1. Buat daftar semua pilihan yang akan dibandingkan dan tandai dengan huruf (A, B, C, dst.), 2. Tulis daftar tersebut sebagai baris dan kolom untuk membandingkan, 3. Blok sel yang membandingkan pilihan dengan dirinya sendiri, 4. Blok sel duplikasi perbandingan, cukup satu sel saja, 5. Bandingkan pilihan kolom  dengan baris, dan tentukan mana yang lebih penting, kemudian beri skor perbedaan antara kedua pilihan mulai dari skala 0 (tidak ada perbedaan /sama penting) sampai 3 (perbedaan signifikan /sangat penting), 6. Akhirnya, konsolidasikan hasil dengan menjumlahkan nilai-nilai untuk masing-masing pilihan dan mengubah nilai-nilai kedalam persentase dari skor total.