Berdasar
hasil survei EES tahun 2009,
diketahui bahwa selama ini atasan belum menjalankan fungsinya secara optimal
dalam membina dan mengembangkan karyawan yang ditandai dengan Atasan
sibuk, Atasan
terbebani , Atasan
merasa bukan pekerjaannya melakukan CMC, Atasan tidak tahu cara Coaching,
Mentoring dan Counselling (CMC). Atas dasar hal tersebut, diperlukan pembelajaran tentang CMC kepada
atasan dengan tujuan agar atasan mampu memahami
CMC melalui perilaku positif dalam melakukan CMC dan memberikan umpan balik
dalam CMC untuk rencana pengembangan diri individu pegawai.
Coaching adalah aktifitas
yang dilakukan oleh Atasan langsung kepada pegawai dalam rangka meningkatkan
kompetensi dan kontribusi terkait dengan usaha memenuhi target kinerja
Perseroan dan atau Unit PLN melaui pengembangan pengetahuan, keterampilan dan
hubungan melalui arahan atasan langsung. Peran atasan sebagai coach adalah bertujuan
membangun kinerja, menjajagi
berbagai kemungkinan dan kesempatan untuk pemecahan masalah, mengembangkan keterampilan
dan kompentensi, mendorong
individu untuk berperan serta dalam berbagai aktivitas serta Memberikan bantuan
bila diperlukan. 5 (lima) prinsip coach yang baik yaitu kemampuan untuk
mengumpulkan informasi, kemampuan mendengar, kesadaran akan apa yang terjadi
dilingkungan kerja, kemampuan untuk memberikan instruksi dan kemampuan untuk
memberikan feedback.
Mentoring adalah suatu
aktivitas yang ditujukan bagi para karyawan yang mempunyai kompetensi istimewa,
dengan memberikan penugasan khusus, networking,
pemberian wacana yang lebih luas dan hal-hal lain yang diperlukan. Tujuannya
adalah untuk pengembangan karir secara optimal. Atasan sebagai mentor seharusnya berperan sebagai 1. role model & coach yang
bertujuan membangun kehidupan kerja dan
seringkali telah memiliki filosofi kehidupan
dan mengoperasikannya pada dimensi spiritual, intelektual, dan emosional; 2. penasehat yaitu membantu
individu dalam melalui suatu krisis atau menjalani kehidupan yang baru; 3. penghubung dalam membangun networking. Ada prinsip “10-60-90” dalam
melakukan mentoring yaitu : 1. bila Anda memberitahu
pada orang dewasa bagaimana
cara melakukan sesuatu, maka dia akan mengingat 10% dari apa yang Anda katakana; 2. bila Anda menunjukkan
cara melakukan sesuatu padanya, maka dia akan mengingat 60% dan 3. bila Anda
melakukannya bersama-sama dengannya, maka ia akan mengingatnya paling sedikit
90% dari kegiatan tersebut.
Berikut tips agar sukses menjadi mentor, yaitu 1. memberi kebebasan kepada
staff untuk berkembang sesuai dengan caranya sendiri; 2. memberikan rencana
pengembangan dengan menitikberatkan pada tujuan individu; 3. mentor menyadari
bahwa dia tidak sempurna dan 4. menindaklanjuti penugasan yang diberikan.
Counselling adalah
adalah proses dua arah dimana manajer melalui
aktivitas diskusi langsung memberi kesempatan pada bawahan untuk membicarakan
masalah-masalah yang penting bagi mereka (masalah pekerjaan atau pribadi) yang
langsung atau tak langsung mempunyai dampak pada pekerjaan (Phil Love). Counselling berfungsi
untuk beromunikasi, memberikan dukungan (Reassurance), memberikan nasehat, melepaskan ketegangan
emosional, membantu
untuk berpikir jernih dan reorientasi. Tanda – tanda diperlukannya konseling kepada bawahan,
meliputi : prestasi kerja bawahan menurun, sering lambat, kurang semangat untuk
bekerja, kurang bisa berkonsentrasi sehingga membuat banyak
kesalahan/kecelakaan, mudah marah dan tersinggung, sering mencela orang lain
dan membuat keributan. Jenis – jenis konselor yaitu 1. Atasan
langsung dengan alasan atasan langsung bertanggung-jawab
atas kinerja dan pengembangan diri bawahan, memberi peluang untuk mengenali dan
memahami secara lebih mendalam berbagai aspek dari diri karyawan yang
diperkirakan akan dapat mempengaruhi kinerja pegawai, memahami permasalahan
yang dihadapi, baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi; 2. Atasan
tidak langsung dengan alasan permasalahan yang muncul
dinilai lebih efektif didiskusikan dengan pihak lain, atasan yang lebih tinggi
memiliki tanggungjawab berikutnya untuk melakukan konseling, mampu melihat permasalahan
lebih obyektif dan atau dari sudut pandang yang lebih luas; 3. HRD dengan alasan karyawan
merasa kurang nyaman dan terbuka untuk mendiskusikan masalahnya (terutama yang
bersifat pribadi) dengan atasan strukturalnya; 4. Pihak lain (Rekan kerja,
Ahli, dll) dengan alasan rekan
kerja dengan tetap mempertimbangkan iklim kerja yang kondusif dengan berbagai
pihak yang terkait dengan permasalahan itu sendiri dan seorang yang dianggap
ahli untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pegawai.
Persamaan antara couching, mentoring dan counselling, yaitu : jujur dan adanya proses
pemberian umpan-balik, terdapat rasa saling
percaya, adanya
dialog/diskusi yang berkelanjutan, penguatan
pada aspek kekuatan diri individu, pendekatan
bersama, tanggung jawab bersama serta
mengambil kesimpulan/contoh dari situasi nyata
dan pekerjaan. Beberapa manfaat
pelaksanaan CMC, yaitu meningkatkan Kinerja Karyawan, jalan menemukan 5R (right people,
raight job, right performance, right time, result), serta jalan menemukan
“pemimpin”. Fungsi atasan dalam CMC adalah sebagai fasilitator, konselor dan
pembangkit kesadaran. Perlu diperhatikan hal-hal yang menghambat CMC, yaitu : budaya menghakimi / memarahi, budaya membiarkan, budaya mengerjakan sendiri, budaya mengharapkan hasil instan, budaya arogansi organisasi (merasa paling bisa atau paling kuasa).
Enam perilaku positif
dalam melakukan CMC, yaitu 1. Memahami perasaan, 2. Menetapkan fokus, 3.
Bertanya dan mendengarkan, 4. Memberi umpan balik, 5. Memberi informasi yang
tepat, 6. Mendorong dan memotivasi.