PT PLN (Persero) merupakan perusahaan dengan aset terbesar, mungkin
termasuk 5 besar terbesar di Indonesia atau bahkan di Asia. Bagaimana tidak,
karena pada akhir semester 2012 jumlah pelanggan PLN mencapai 47,5 juta
pelanggan dengan jumlah pegawai sekitar 50 ribu pegawai belum termasuk tenaga
kerja outsourcing. Melihat betapa besarnya aset dan sumber daya yang dimiliki, maka
PLN menerapkan sistem manajemen mutu untuk bisa terus memberikan produk dan
pelayanan unggul kepada pelanggan. PLN tidak bisa hanya menggunakan salah satu
sistem manajemen mutu karena proses bisnis PLN tergolong perusahaan listrik
yang unik dimana proses bisnis dari pembangkitan sampai dengan distribusi
selain itu kebijakan tentang tarif masih menjadi kewenangan negara. Oleh karena
itu, di PLN memanfaatkan beberapa sistem manajemen mutu yang bisa
diimplementasikan diantaranya adalah ISO 9000, ISO 14001, ISO 18001, MBNQA,
BSC, TQM, Six Sigma, SOA, ISO 17799, SDM BK dan sebagainya.
Mutu merupakan suatu ukuran
standar yang diberikan oleh pelanggan kepada produk usaha baik barang maupun
jasa dimana pelanggan merasakan kepuasan terhadap produk yang diberikan. Ada 7
(tujuh) konsep mutu, yaitu 1. Proses, merupakan rangkaian aktivitas yang terintegrasi untuk
menghasilkan suatu produk yang mempunyai nilai kepada pelanggan; 2. Produk, merupakan output suatu proses yang
bisa berwujud barang, jasa dan informasi; 3. Pelanggan, merupakan penerima
suatu produk baik eksternal maupun internal; 4. Pemasok, merupakan pemasok
produk dasar suatu proses; 5. Aturan 94/6; 6. Karakteristik mutu, 7. Biaya
mutu, merupakan biaya yang timbul akibat terjadi ketidaksesuaian. Tiga mindset
yang diperlukan untuk keberrhasilan mengimplementasikan manajemen mutu, yaitu Customer
Value Mindset yang mana
customer merupakan tujuan pekerjaan, Continuous Improvement Mindset yang mana selalu berusaha untuk sempurna dan Employee
Empowerment Mindset yang mana penyediaan pelatihan, teknologi dan dukungan bagi karyawan. Komitmen dengan
pendekatan konsep mutu, meliput Program Mutu, Siklus PDCA, Tahap Plan, Tahap Do, Tahap Chek, Tahap Action, dan Tahap Teambuilding. Kunci dari tahap
Plan adalah terjalinnya komunikasi dua arah sehingga staf
diikutsertakan dalam proses penetapan sasaran dan target sehungga timbul rasa
memiliki. Kunci dari tahap Do adalah
tercipta suasana keterbukaan dan kejelasan dengan pengarahan dan bimbingan. Kunci tahap Check adalah terwujudnya keadilan dan keterbukaan serta
kepuasan
berdasarkan fakta. Kunci tahap Action adalah setiap masalah
merupakan peluang untuk mendidik staf dan menghindari kesan bahwa setiap masalah hanya dapat dipecahkan bila
pimpinan berada disampingnya. Dan
kunci tahap teambuilding adalah memperhatikan lingkungan
yang berpengaruh
terhadap prestasi seseorang dan semangat kelompok dapat berdampak positif atau negatif dalam suasana kerja. Ada 8 (delapan) prinsip manajemen, yaitu Prinsip 1: Fokus Pelanggan; Prinsip 2: Kepemimpinan; Prinsip 3: Keterlibatan
Orang; Prinsip
4: Pendekatan Proses; Prinsip 5: Pendekatan Sistem; Prinsip 6: Peningkatan Terus-Menerus; Prinsip 7: Pendekatan Faktual
dalam Pembuatan Keputusan; Prinsip 8: Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan.
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 merupakan sarana untuk menetapkan persyaratan dalam
upaya menjamin bahwa suatu organisasi akan memberikan
produk (barang dan atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Bahwa ISO 9001:2008 bukan
merupakan standard produk tetapi merupakan standard sistem manajemen mutu. Persyaratan ISO 9001:2008 diterapkan
pada manajemen organisasi, sehingga akan mempengaruhi bagaimana produk tersebut
didesain, diproduksi, dirakit, dipasarkan dan lain – lain. ISO 9000 merupakan kelompok standar sistem bertaraf internasional untuk manajemen mutu yang diterbitkan oleh organisasi
standar internasional ‘iso’.
Sebagaimana
ditunjukkan gambar di sampaing, bahwa kegiatan dilakukan berulang untuk meningkatkan kemampuan
memenuhi persyaratan dan perbaikan berkelanjutan. Penerapan dan perbaikan berkesinambungan sistem serta pencegahan
ketidaksesuaian atau penyimpangan dilakukan untuk
kepuasan pelanggan. Struktur standar ISO 9001:2008 meliput 1. Lingkup; 2. Acuan normative; 3. Istilah dan definisi; 4. Sistem manajemen mutu; 5. Tanggung jawab manajemen; 6. Pengelolaan sumber daya; 7. Realisasi produk; 8. Pengukuran,
analisis, dan perbaikan.
Dokumentasi Sistem Mutu diperlukan untuk memungkinkan komunikasi dari maksud dan konsistensi
tindakan. Penggunaan dokumentasi akan membantu pada hal –
hal berikut ini : pencapaian kesesuaian
pada persyaratan pelanggan dan perbaikan mutu; penyediaan pelatihan yang sesuai; mampu
ulang dan mampu telusur; pemberian
bukti objektif dan penilaian keefektifan dan stabilitas berlanjut dari
sistem manajemen mutu. Namun demikian perlu diketahui bahwa pendokumentasian bukan tujuan akhir, tetapi merupakan
kegiatan pertambahan nilai. Jenis dokumentasi
sistem mutu yaitu manual mutu, rencana mutu, spesifikasi, panduan, prosedur
atau instruksi kerja, dan rekaman. Hirarki dokumentasi meliputi : Tingkat I : Pedoman Mutu, menggambarkan
secara garis besar latar belakang perusahaan, kebijakan organisasi dan sasaran
organisasi; Tingkat
II : Prosedur, menggambarkan
mengenai aktifitas yang ada; Tingkat III : Instruksi Kerja, menggambarkan
bagaimana aktifitas dilaksanakan; Tingkat IV : Formulir dan Rekaman. Perlu diperhatikan bahwa pendokumentasian harus
dilakukan oleh team dan bukan satu orang. Berikut alasan perlunya
mengimplementasikan ISO 9001:2008 sebagai berikut : 1. ISO 9001:2008 dirancang untuk memberdayakan organisasi pada aspek
mutu dan kepuasan pelanggan; 2. ISO 9001:2008 akan
memberikan jaminan bagi pelanggan bahwa perusahaan mempunyai tangggung jawab
tentang mutu dan mampu menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan, persyaratan,
harapan dan persepsi pelanggan; 3. Dengan menerapkan SMM akan mendapat pengakuan
secara internasional berupa sertifikat ISO 9001:2008; 4. Kebutuhan untuk
meningkatkan kinerja PLN.
No comments:
Post a Comment