Kepemimpinan adalah perilaku pemimpin untuk mempengaruhi anggota atau team
melalui proses komunikasi berdasar
kepatuhan mekanis dengan memberi arahan yang jelas untuk mencapai tujuan.
Pelajaran tentang kepemimpinan dari Ki Hajar Dewantoro, yaitu : In ngarso sung
tulodo, Ing madya mangun karso dan Tut wuri handayni dan pelajaran kepemimpinan
Islam, yaitu Sidiq/ jujur-benar, Amanah/ dipercaya, Fatonah/ cerdas dan Tabliq/
siar. Diikatakan bisa mempengaruhi kuncinya adalah mampu mendorong dan mengajak
untuk berbuat sesuatu. Ada 4 (empat) level kepemimpinan, yaitu 1. Transaksional
(bimbingan), 2. Transformasional (inspirasi), 3. Sinergistis (penyatuan), 4.
Visioner (penciptaan)
Kepemimpinan Transaksional
Transaksional adalah kesepakatan penyelesaian pekerjaan antara atasan
dengan bawahan untuk mencapai kinerja yang ditetapkan. Kepemimpinan
transaksional adalah pemberian bimbingan/motivasi oleh atasan kepada bawahan
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dengan menjelasakan peran dan tugas yang
diperlukan. Lebih jelas, kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan atas
dasar otoritas dan legitimasi dengan penentuan peran bawahan dalam mencapai
tujuan untuk bisa fokus dalam penyelesaian tugas-tugas dalam organisasi yang
mengandalkan sistem penghargaan dan sanksi untuk memotivasi bawahan. Ciri –
ciri kepemimpinan transaksional adalah : 1. Pemberian imbalan (penghargaan atau
hukuman) sesuai dengan kinerja bawahan, 2. Perkecualian yang aktif yaitu
pemimpin akan selalu menjelaskan tujuan secara terang, 3. Perkecualian yang
negatif yaitu pemimpin tidak menjelaskan tujuan secara terang, 4. Terjadi
kesataraan antara atasan dan bawahan. Dalam proses kepemimpinan transaksional
antara atasan dan bawahan bisa melakukan pertukaran tugas apabila diperlukan
untuk mencapai hasil kinerja yang disepakati. Manfaat dari kepemimpinan
transaksional adalah : 1. Apabila terjadi kemunduran organisasi akibat tidak
adanya perubahan atau terjadi perubahan namun tidak memadai maka bisa
diterapkan kepemimpinan transaksional, 2. Untuk mengatasi situasi kesalahan
pengelolaan (dismanagement), kesalahan memilah – milah (disidentifikasi), tidak
ada peningkatan pencapaian (disenhancement), tidak ada orientasi
(disorientation).
Efektifitas Kepemimpinan
Pimpinan akan efektif apabila : 1. Menyadari konsekuensi tindakan terhadap
: stakeholder pihak berkepentingan, hasil kirja, kinerja, bagaimana menghadapi
tantangan, angota; 2. Komitmen penuh anggota mendukung kepemimpinan dan proses
pelaksanaan; 3. Mengembangkan anggota dan memperjuangkan kesejahteraan anggota;
4. Tinggi tingkat mempertahankan status pimpinan; 5. Kemajuan pemimpin; 6.
Keberhasilan tugas dengan memperhatikan biaya dan laba; 7. Sikap anggota terhdp
pemimpin (harapan, kebutuhan); 8. Kontribusi pemimpin terhadap : kualitas
proses orgnisasi, efisiensi (motivasi); 9. Perbaikan kualitas hidup kerja (rasa
percaya diri, dsb). Ada 3 (tiga) jenis kepemimpinan, yaitu partisipatif
(pembagian kekuasaan, kewenangan), 2. Kharismatik (melihat diri pemimpin), 3.
Pengambil keputusan. Keberhasilan pemimpin bergantung pada : 1. Perilaku yang
dilakukan pemimpin, 2. Keterampilan yang dipunyai pemimpin, 3. Ketepatan
tindakan, 4. Pemimpin sendiri, 5. Anggota dan 6. Situasi yang terjadi.
Perilaku Kepemimpinan
Perilaku kepemimpinan dalam
mengelola pekerjaan yaitu
: 1. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian pekerjaan; 2. Melakukan
pemecahan masalah dengan membuat sasaran, prioritas, strategi, struktur formal,
alokasi sumber daya, penugasan dan tanggung jawab, penjadwalan kegiatan dan
batasan waktu termasuk juga menemukan masalah kemudian mengevaluasi dan
bertindak; 3. Melakukan pemantauan dengan cara menggali informasi kemudian
mengevaluasi kegiatan dan kinerja dan mempelajari faktor – faktor eksternal
yang bisa menghambat atau mendukung penacapaian kinerja; 4. Menjelaskan kepada
bawahan tentang tugas dan tanggung jawab pekerjaan, peraturan dan prosedur,
prioritas an tujuan kerja, batas waktu tugas dan penugasan, tinjauan dan
instruksi kerja; 5. Menginformasikan segala sesuatu yang didapat dari dalam ataupun
luar menyangkut tugas untuk memudahkan pekerjaan dan menjadi sumber informasi
kepada pihak luar atas tuga dan pekerjaan yang terkait.
Perilaku kepemimpinan dalam mengelola hubungan yaitu : 1. Memberikan
dukungan dengan cara meperlihatkan perhatian terhadap kebutuhan dan perasaan
bawahan sehingga meningkatkan persahabatan dan kesetiaan; 2. Berusaha
mengembangkan bawahan dengan cara melakukan CMC, mengikutkan Diklat, melatih
keterampilan, mendorong karir, menyesuaikan pekerjaan, menyiapkan kader untuk pengisian
posisi, puas membantu bawahan atau orang lain; 3. Memberikan pengakuan dengan
cara memberi pujian dengan meperlihatkan apresiasi terhadap kinerja dan
kontribusi bawahan untuk memperkuat perilaku dan komitmen dalam tugas,
meningkatkan kepuasan kerja dan menjalin hubungan yang harmonis; 4. Memberi
imbalan dengan cara merangking prestasi kerja bawahan dan memberikan penilaian
sesuai dengan prestasi masing – masing; 5. Mengelola konflik dengan cara
menjadi penengah bila terjadi konflik, memecahkan masalah secara menyeluruh,
mempertahankan hubungan kerja sama dan membangun tim; 6. Membangun jaringan
kerja yaitu mengembangkan dan mempertahankan hubungan atau kontak di dalam dan
luar organisasi ataupun menjalin hubungan baik dengan individu – individu yang
bukan atasan langsung dan individu – individu yang bukan bawahan langsung
dengan cara memberi dukungan, mengakui, memberi konsultasi dan memberi
informasi.
No comments:
Post a Comment