Friday 15 February 2013

[EE-IV] Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah perilaku pemimpin untuk mempengaruhi anggota atau team melalui proses komunikasi  berdasar kepatuhan mekanis dengan memberi arahan yang jelas untuk mencapai tujuan. Pelajaran tentang kepemimpinan dari Ki Hajar Dewantoro, yaitu : In ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso dan Tut wuri handayni dan pelajaran kepemimpinan Islam, yaitu Sidiq/ jujur-benar, Amanah/ dipercaya, Fatonah/ cerdas dan Tabliq/ siar. Diikatakan bisa mempengaruhi kuncinya adalah mampu mendorong dan mengajak untuk berbuat sesuatu. Ada 4 (empat) level kepemimpinan, yaitu 1. Transaksional (bimbingan), 2. Transformasional (inspirasi), 3. Sinergistis (penyatuan), 4. Visioner (penciptaan)

Kepemimpinan Transaksional
Transaksional adalah kesepakatan penyelesaian pekerjaan antara atasan dengan bawahan untuk mencapai kinerja yang ditetapkan. Kepemimpinan transaksional adalah pemberian bimbingan/motivasi oleh atasan kepada bawahan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dengan menjelasakan peran dan tugas yang diperlukan. Lebih jelas, kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan atas dasar otoritas dan legitimasi dengan penentuan peran bawahan dalam mencapai tujuan untuk bisa fokus dalam penyelesaian tugas-tugas dalam organisasi yang mengandalkan sistem penghargaan dan sanksi untuk memotivasi bawahan. Ciri – ciri kepemimpinan transaksional adalah : 1. Pemberian imbalan (penghargaan atau hukuman) sesuai dengan kinerja bawahan, 2. Perkecualian yang aktif yaitu pemimpin akan selalu menjelaskan tujuan secara terang, 3. Perkecualian yang negatif yaitu pemimpin tidak menjelaskan tujuan secara terang, 4. Terjadi kesataraan antara atasan dan bawahan. Dalam proses kepemimpinan transaksional antara atasan dan bawahan bisa melakukan pertukaran tugas apabila diperlukan untuk mencapai hasil kinerja yang disepakati. Manfaat dari kepemimpinan transaksional adalah : 1. Apabila terjadi kemunduran organisasi akibat tidak adanya perubahan atau terjadi perubahan namun tidak memadai maka bisa diterapkan kepemimpinan transaksional, 2. Untuk mengatasi situasi kesalahan pengelolaan (dismanagement), kesalahan memilah – milah (disidentifikasi), tidak ada peningkatan pencapaian (disenhancement), tidak ada orientasi (disorientation).

Efektifitas Kepemimpinan
Pimpinan akan efektif apabila : 1. Menyadari konsekuensi tindakan terhadap : stakeholder pihak berkepentingan, hasil kirja, kinerja, bagaimana menghadapi tantangan, angota; 2. Komitmen penuh anggota mendukung kepemimpinan dan proses pelaksanaan; 3. Mengembangkan anggota dan memperjuangkan kesejahteraan anggota; 4. Tinggi tingkat mempertahankan status pimpinan; 5. Kemajuan pemimpin; 6. Keberhasilan tugas dengan memperhatikan biaya dan laba; 7. Sikap anggota terhdp pemimpin (harapan, kebutuhan); 8. Kontribusi pemimpin terhadap : kualitas proses orgnisasi, efisiensi (motivasi); 9. Perbaikan kualitas hidup kerja (rasa percaya diri, dsb). Ada 3 (tiga) jenis kepemimpinan, yaitu partisipatif (pembagian kekuasaan, kewenangan), 2. Kharismatik (melihat diri pemimpin), 3. Pengambil keputusan. Keberhasilan pemimpin bergantung pada : 1. Perilaku yang dilakukan pemimpin, 2. Keterampilan yang dipunyai pemimpin, 3. Ketepatan tindakan, 4. Pemimpin sendiri, 5. Anggota dan 6. Situasi yang terjadi.

Perilaku Kepemimpinan
Perilaku kepemimpinan dalam mengelola pekerjaan yaitu : 1. Melakukan perencanaan dan pengorganisasian pekerjaan; 2. Melakukan pemecahan masalah dengan membuat sasaran, prioritas, strategi, struktur formal, alokasi sumber daya, penugasan dan tanggung jawab, penjadwalan kegiatan dan batasan waktu termasuk juga menemukan masalah kemudian mengevaluasi dan bertindak; 3. Melakukan pemantauan dengan cara menggali informasi kemudian mengevaluasi kegiatan dan kinerja dan mempelajari faktor – faktor eksternal yang bisa menghambat atau mendukung penacapaian kinerja; 4. Menjelaskan kepada bawahan tentang tugas dan tanggung jawab pekerjaan, peraturan dan prosedur, prioritas an tujuan kerja, batas waktu tugas dan penugasan, tinjauan dan instruksi kerja; 5. Menginformasikan segala sesuatu yang didapat dari dalam ataupun luar menyangkut tugas untuk memudahkan pekerjaan dan menjadi sumber informasi kepada pihak luar atas tuga dan pekerjaan yang terkait.

Perilaku kepemimpinan dalam mengelola hubungan yaitu : 1. Memberikan dukungan dengan cara meperlihatkan perhatian terhadap kebutuhan dan perasaan bawahan sehingga meningkatkan persahabatan dan kesetiaan; 2. Berusaha mengembangkan bawahan dengan cara melakukan CMC, mengikutkan Diklat, melatih keterampilan, mendorong karir, menyesuaikan pekerjaan, menyiapkan kader untuk pengisian posisi, puas membantu bawahan atau orang lain; 3. Memberikan pengakuan dengan cara memberi pujian dengan meperlihatkan apresiasi terhadap kinerja dan kontribusi bawahan untuk memperkuat perilaku dan komitmen dalam tugas, meningkatkan kepuasan kerja dan menjalin hubungan yang harmonis; 4. Memberi imbalan dengan cara merangking prestasi kerja bawahan dan memberikan penilaian sesuai dengan prestasi masing – masing; 5. Mengelola konflik dengan cara menjadi penengah bila terjadi konflik, memecahkan masalah secara menyeluruh, mempertahankan hubungan kerja sama dan membangun tim; 6. Membangun jaringan kerja yaitu mengembangkan dan mempertahankan hubungan atau kontak di dalam dan luar organisasi ataupun menjalin hubungan baik dengan individu – individu yang bukan atasan langsung dan individu – individu yang bukan bawahan langsung dengan cara memberi dukungan, mengakui, memberi konsultasi dan memberi informasi.

No comments:

Post a Comment