Kinerja merupakan kata yang tidak asing dalam telinga kita sebagai seorang karyawan, karena kinerja adalah tolak ukur keberhasilan atau kegagalan pekerjaan kita. Setiap saat kita dituntut untuk berkinerja baik agar kinerja perusahaan baik. Atas dasar hal tersebut, pelatihan manajemen agar karyawan mampu memahami manajemen kinerja yang meliputi pengetahuan tentang dimensi kinerja, dampak penilaian kinerja, dan masalah penilaian kinerja untuk meningkatkan prestasi kerja dengan cara membuat perubahan – perubahan dalam peningkatan kinerja.
Manajemen Kinerja Korporat
Pengertian Manajemen
Kinerja adalah sekumpulan proses atau aktifitas yang sistematis (siklus
tertutup), mulai dari proses penetapan Visi, misi, penyusunan strategi, KPI,
rencana kerja, monitoring, review, reward untuk perbaikan kinerja secara
berkelanjutan. Jadi, manajemen
kinerja merupakan alat untuk mengkomunikasikan tujuan
dan pencapaian (goal & Achievement), memastikan bahwa penggunaan sumber daya secara efisien, melakukan perbaikan
berkelanjutan dan panduan yang kritis untuk evaluasi efektivitas organisasi. Proses eksekusi startegi dalam mencapai kinerja
akan mengalami kegagalan dikarenakan startegi belum dikomunikasikan ke semua
pekerja, leader yang belum menjalankan perannya dengan baik dan cenderung
pasif, sebagian besar pekerja tidak fokus pada strategi dan penggunaan anggaran
tidak selaras dengan strategi yang direncanakan.
Kerangka Manajemen Kinerja di
PLN mengikuti kriteria baldridge untuk mencapai kinerja unggul yang terdiri
dari 7 (tujuh) kriteria yaitu 1. Leadership, 2. Strategic planing, 3. Customer
and market focus, 4. Measurement, analyze and knowledge management, 5.
Workforce focus, 6. Process management, 7. Results. Siklus manajemen kinerja
atau unjuk kerja dimulai dari Strategi dan Inisiatif Korporat, Kaskading
KPI, Penyusunan kontrak sasaran kinerja, Pemantauan kinerja, Pembahasan kinerja,
Penilai kinerja.
Penetapan Key Performance Indicator
(KPI) dilakukan dengan 2 (dua)
cara yaitu balanced scorecard dan value driver tree. Pada balance scorecard
kinerja terbagi dalam 4 (empat) perspektif, yaitu perspektif pelanggan,
perspektif internal bisnis proses, perspektif keuangan serta perspektif pelatihan
dan pertumbuhan. Value driver tree dapat memastikan keterkaitan dan relevansi
antara bagian KPI dengan KPI master. Tahun 2012 penetapan target KPI dihitung
menggunakan metode stratch dengan kenaikan 10 – 20 %. Penetapan KPI juga
seharusnya menggunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Actionable,
Relevant dan Time bond).
Kaskading KPI merupakan penurunan KPI menjadi sasaran unjuk
kerja organisasi sampai dengan karyawan paling ujung. Ada 4 (empat) metodologi
dalam melakukan kaskading KPI, yaitu : 1. Identical, maksudnya indikator dan target KPI identik dengan tingkat
'master', namun dengan nilai target yang berbeda, 2. Contributory, maksudnya indikator KPI dan target berada
pada tingkat yang lebih rendah untuk
memberikan kontribusi terhadap tingkat
master, 3.
Shared, maksudnya Indikator, tujuan dan target KPI
yang digunakan pada tingkat 'master' dan tingkat yang
lebih rendah adalah sama, 4. Unique, maksudnya Indikator, tujuan dan target KPI
yang digunakan pada tingkat yang lebih rendah tidak terkait dengan tingkat 'master',
namun merupakan kinerja
utama dari fungsi yang relevan. Tahapan proses menurunkan strategi hingga ke level individu adalah sebagai
berikut : 1. Penetapan strategi pada level korporat, 2. Penjabaran strategi
korporat ke peta strategi dan KPI masing-masing unit bisnis, 3. Penurunan peta
strategi unit bisnis ke sasaran kerja dan KPI departemen, 4. Penurunan sasaran
kerja dan KPI departemen ke KPI dan action plan individu.
Tracking, Monitoring dan Evaluating
KPI merupakan bagian dari review
meeting yang sangat diperlukan untuk melakukan pengendalian proses dan
pencapaian kinerja. Review Meeting dilakukan secara periodik harian, mingguan,
triwulanan, semesteran dan tahunan untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan
solusi perbaikan sebagai upaya peningkatan kinerja berkelanjutan.
Manajemen Kinerja Individu
Prinsip dasar manajemen kinerja
individu adalah untuk memberi semangat karyawan untuk
mencapai kinerja maksimum, mengoptimalkan kemampuan karyawan, menekankan komunikasi terbuka dan
berkesinambungan antara karyawan dan atasannya dan menjadi
dasar penetapan bonus, penetapan program pengembangan dan penetapan promosi. Karakteristik
manajemen kinerja individu adalah mengacu pada rencana
stratejik, pemberdayaan
(empowering), administrasi terbuka, hasil dapat diukur, singkat dan sederhana dan partisipasi kedua pihak. Manfaat dari
pembuatan kontrak kinerja adalah membantu anda
memfokuskan energi dan usaha; mendorong, menantang, dan memotivasi anda; mensejajarkan dan
mengalokasikan sumber daya (SDM, teknologi); dan Mengukur
tingkat keberhasilan anda.
Siklus Manajemen Kinerja Individu adalah Tahap Perencanaan yaitu diskusi formal
antara atasan dengan bawahan untuk menrunkan KPI atasan membuat rencana sasaran
unjuk kerja dan pengembangan individu; Tahap
Pemantauan yaitu proses coaching, mentoring dan counselling serta melakukan
revisi sasaran unjuk kerja apabila ada perubahan; Tahap Penilaian yaitu penilaian atas pencapaian sasaran unjuk kerja
terhadap target.
No comments:
Post a Comment