Pemecahan Masalah
Masalah dapat didefinisikan sebagai ketidaksesuaian
yang terjadi antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang diinginkan yang harus diselesaikan atau dipecahkan atau suatu
kesenjangan kesenjangan yang perlu
ditutup antara hasil yang dicapai pada saat ini dengan hasil yang
diharapkan. Dan juga bisa didefinisikan sebagai suatu penyimpangan
dari apa yang diharapkan/ direncanakan untuk dicapai sehingga merupakan
rintangan menuju tercapainya tujuan. Dari tingkatannya, masalah dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu masalah
sederhanan dan masalah rumit / komplex. Masalah sederhana adalah masalah yang berskala
kecil, berdiri
sendiri atau kurang memiliki sangkut paut dengan
masalah lain, tidak
mengandung konsekuensi yang besar dan
pemecahanan masalahnya tidak perlu pemikiran yang
luas dan mendalam, dilakukan secara individual dengan intuisi, pengalaman,
kebiasaan dan wewenang yang melekat pada jabatannya. Masalah rumit / komplex adalah masalah yang berskala
besar, tidak
berdiri sendiri atau memiliki kaitan erat
dengan masalah lain, mengandung
konsekuensi besar dan untuk
memecahkan masalah memerlukan pemikiran yang
tajam dan analitis dilakukan secara
kelompok yang melibatkan pimpinan dan stafnya.
Pemecahan masalah merupakan pengelolaan suatu
permasalahan sehingga dapat memenuhi sasaran yang telah diputuskan dalam
menghadapi masalah tersebut [Robert Harris, 1998]. Beberapa jenis tentang pemecahan masalah yaitu 1. Innovative Problem Solving dengan cara menciptakan
sistem/prosedur/cara kerja baru yang belum pernah digunakan sebelumnya, 2. Adaptive Problem Solving dengan cara menggunakan sistem/prosedur/cara
kerja yang sudah ada sesuai dengan kondisi, 3. Brainstorming dengan metode untuk menghasilkan banyak ide secara kreatif dan efisien yang
dilakukan melalui proses yang bebas dari penilaian dan kritik 4. Teknik moderasi dengan
cara menggunakan orang ketiga sebagai katalisator.
Analisa masalah dilakukan karena masalah harus secara tepat
diidentifikasi dan dijelaskan penyebabnya sebelum ditetapkan solusi
penyelesaiannya dan untuk mengetahui kemungkinan besar penyebab masalah adalah
“sesuatu yang bisa menjelaskan secara akurat” atas fakta yang terjadi, dengan
dukungan data dan informasi. Ada beberapa alat untuk
menganalisa masalah, di antaranya adalah analisa sebab – akibat, analisa five whys dan analisa fishbone diagram.
Keputusan merupakan hasil dari suatu proses yang berdasarkan analisis
terhadap permasalahan dimana analisa yang diambil berdasarkan
Fakta (sensing) dan Realita (feeling) yang ada. Fakta berupa data yang merupakan suatu
kebenaran empiris, bersifat logis dan obyektif
sedangkan realita merupakan suatu kebenaran material yang
bersifat psikis dan subyektif. Pengambilan
keputusan merupakan salah satu bagian dari proses pemecahan masalah dan bila pengambilan keputusan tidak
tepat akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan. Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai proses
pemilihan alternatif terbaik atas suatu masalah yang didasarkan pada hasil
analisa antara fakta dan realita yang ada. Model pengambilan
keputusan terdiri atas : 1. Iconic (Scale) Models
yaitu penyederhanaan dari model abstrak; replika
fisik dari sebuah sistem; 2. Analog Models
yaitu berlawanan dengan model iconic, tidak mirip dengan sistem yang riel
tetapi mempunyai perilaku yang mirip; 3. Mathematical Models yaitu hubungan yang kompleks
dari banyak sistem umumnya tidak dapat sepenuhnya terwakili; 4. Mental Models yaitu memberikan gambaran
subyektif bagaimana seseorang memikirkan tentang suatu situasi. Strategi pengambilan keputusan terdiri atas : spontan,
patuh, menunda, menyulitkan, intens, hasrat, menghindar, keamanan dan sintesis.
Teknik mencari alternatif solusi meliputi : Brainstorming dengan metode untuk menghasilkan banyak ide secara
kreatif dan efisien yang dilakukan melalui proses yang bebas dari penilaian dan
kritik, Penggunaan Kriteria dan Pembobotan dengan menggunakan kriteria dan bobot dengan angka (contoh : metaplan), Teknik Moderasi dengan menggunakan orang ketiga sebagai katalisator. Gaya pengambilan keputusan meliputi : 1. Analitic, memiliki toleransi jauh lebih besar terhadap ambiguitas, cermat, mampu
menyesuaikan diri dengan situasi baru; 2. Directive, memiliki
toleransi rendah atas ambiguitas, mencari rasionalitas, efisien, logis,
mengambil keputusan dengan cepat, dan berorientasi jangka pendek, 3. Conceptual,
berpandangan sangat luas,
mempertimbangkan banyak alternative, 4. Behavior, bisa bekerja baik dengan yang lain. Langkah – langkah pengambilan keputusan meliputi :
menetapkan inti masalah, menetapkan tujuan, memikirkan alternatif, mengevaluasi
setiap alternatif, mengestimasi resiko, menetapkan pilihan dan
mengimplementasikan keputusan. Langkah – langkah paired comparison analyze meliputi : 1. Buat daftar semua pilihan yang akan dibandingkan dan tandai dengan huruf (A, B, C, dst.), 2. Tulis daftar tersebut sebagai baris dan kolom untuk membandingkan,
3. Blok sel yang membandingkan pilihan dengan dirinya sendiri, 4. Blok sel duplikasi perbandingan, cukup satu sel
saja, 5. Bandingkan
pilihan kolom dengan baris, dan tentukan
mana yang lebih penting, kemudian beri skor perbedaan
antara kedua pilihan
mulai dari skala 0 (tidak ada perbedaan /sama penting) sampai
3 (perbedaan
signifikan /sangat penting), 6. Akhirnya, konsolidasikan hasil dengan
menjumlahkan nilai-nilai untuk masing-masing pilihan dan mengubah nilai-nilai
kedalam persentase dari skor total.
No comments:
Post a Comment